Ada Anak Bermain Sepeda Saat Senja Pulang Dengan Senang

Ada Anak Bermain Sepeda Saat Senja Pulang Dengan Senang

Dua sisi sikap Jepang saat perang

Sudah lumrah ketika berbicara pengorbanan, selalu disertai nilai kehormatan yang berujung pada sikap patriotisme-nasionalisme kala negara tersebut dilanda perang. Jepang menaruh rasa hormat sebagai mereka yang telah berkorban lewat Kamikaze. Kehormatan adalah sakral bagi tradisi mereka. Mulai dari pesawat bom bunuh diri ala Kamikaze hingga tank bom bunuh diri bagi kalangan infanteri di darat, adalah hal yang bisa dibenarkan kapanpun oleh pihak Jepang saat peperangan.

Jepang akan melakukan hal apapun demi memenangkan peperangan lewat cara apapun. Hal ini tergambar lewat aksi unit 731 dan kekejaman yang dilakukan di daratan Cina demi upaya memenangkan para populasi pemberontak. Jepang memiliki kisah uniknya sendiri bila berbicara dunia peperangan, dimana rasa nasionalisme dan kehormatan mereka menjadi hal terpenting dengan rela mengisolasi diri mereka dari pengaruh invasi negara-negara luar. Terutama berbicara kultur dan budaya Jepang itu sendiri.

The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)

Halodoc, Jakarta - Khawatir melihat anak terlalu asyik bermain game online? Orangtua sebaiknya tidak khawatir berlebihan selagi mereka masih bisa membatasinya dan tidak mengganggu belajarnya di sekolah. Bukan hanya itu, beberapa permainan juga mungkin meningkatkan koordinasi tangan-mata anak-anak dan keterampilan memecahkan masalah. Meski beberapa penelitian telah membuktikan bahwa bermain game online bisa membuat mereka jadi lebih agresif.

Lantas, seperti apakah peran yang harus dimainkan orangtua terkait game online yang digemari anak? Adakah pelajaran moral yang bisa diberikan dari game online, atau apakah lebih banyak efek negatifnya ketimbang manfaat? Mari simak ulasannya berikut!

Baca juga: Kecanduan Game Merupakan Gangguan Mental

Sering tidak cocok dengan teman sebaya

Interaksi sosial yang dilakukan oleh setiap orang memang pada dasarnya sudah dimulai sejak kecil, bahkan pada saat masih anak-anak sekali pun. Hal inilah yang tentu saja akan menentukan cara anak dalam berinteraksi dengan orang-orang yang ada di sekitarnya, bahkan termasuk dengan teman sebayanya sendiri.

Jika orangtua melihat bahwa anak-anaknya lebih senang bermain sendiri, maka bisa jadi memang anaknya tidak cocok dengan teman-teman sebayanya. Mungkin orangtua perlu mengevaluasi karakter anak atau pun teman-teman anak agar bisa mengetahui penyebab dari kebiasaan bermain sendirian yang dilakukan anak.

Memahami alasan-alasan di atas akan membantu orangtua dalam menghargai pilihan anak senang bermain sendiri. Meski begitu, orangtua juga bisa mulai memperkenalkan anak dengan dunia sosial sedikit demi sedikit agar tak benar-benar mengisolasi dirinya. Jadilah sosok terdekat yang dapat memahami perasaan anak!

Baca Juga: 5 Tips Menjaga Anak Bermain di Rumah, Jangan Lalai!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Ada banyak ragam aktivitas bermanfaat yang bisa dilakukan si kecil, terutama untuk perkembangan tumbuh kembangnya. Salah satu bentuk kegiatan adalah dengan mengajak si kecil bermain sepeda, selain menyenangkan aktivitas bersepeda juga memiliki banyak manfaat.

Beberapa manfaat yang bisa dirasakan oleh anak adalah sebagai berikut:

Pengawasan Orangtua Saat Anak Bermain Game Online

Seperti banyak aspek dalam membesarkan anak, pendekatan yang paling sehat saat anak bermain game online adalah moderasi. Untuk anak-anak dan remaja berusia 5 hingga 18 tahun, para ahli merekomendasikan agar orang tua membatasi waktu yang dihabiskan untuk menggunakan media apa pun. Ini termasuk bermain video game di konsol, tablet, maupun smartphone.

Menggunakan media tidak boleh mengganggu waktu tidur atau membuat anak jadi jarang bergerak. Jadi, pertimbangkan untuk menetapkan batasan agar game online tidak mengganggu pekerjaan sekolah, pekerjaan rumah tangga, dan aktivitas fisik yang dibutuhkan anak setiap hari.

Selain itu, pengawasan orangtua saat anak bermain game online juga bisa dilakukan dengan turut serat bermain game tersebut dengan anak. Ini adalah langkah nyata untuk melindungi dan membimbing anak dengan lebih baik di media online. Banyak orang tua prihatin dengan apa yang dilakukan anak-anak mereka saat bermain game online, tetapi tidak semua tahu persis apa yang mereka lakukan saat bermain game. Untuk mengajarkan perilaku yang benar, orangtua perlu mengetahui apa arti game online, dan ini mungkin memerlukan partisipasi mereka di dunia tersebut.

Tidak seperti aplikasi yang dimainkan di perangkat seluler, game online juga melibatkan banyak interaksi dengan pemain lain. Ini dapat membantu mengembangkan keterampilan kerja tim dan pemecahan masalah, karena banyak permainan menawarkan tantangan yang hanya dapat ditaklukkan melalui bantuan orang lain.

Terlebih menurut sebuah penelitian yang dikutip dari Internet Matters, 55 persen orangtua khawatir tentang orang asing di internet, dan lebih dari sepertiga tidak yakin dengan siapa anak-anak mereka bermain online. Untuk menyelesaikan masalah ini, maka rasanya perlu bagi orangtua untuk bermain game online dengan anak-anak mereka alih-alih hanya mencari-cari di Google.

Mendalami dunia game dapat memberi orangtua pandangan yang lebih berbeda tentang apa yang dilakukan anak-anak mereka di internet. Orangtua yang secara teratur terlibat dengan aktivitas online anak-anak mereka cenderung mengetahui cara membimbing anak-anak mereka melalui masalah yang dihadapi saat online.

Baca juga: Ini yang Harus Dilakukan Ketika Pergoki Anak Melihat Konten Dewasa

​Belajar Menyeimbangkan Tubuh

Bersepeda dapat meningkatkan kesetabilan anak saat di atas sepeda

Manfaat bermain sepeda anak yang pertama adalah melatih keseimbangan tubuh. Belajar mengendarai sepeda membutuhkan kesembangan tubuh agar tidak terjatuh. Pada awalnya, anak pasti akan merasa kesulitan untuk belajar menyeimbangkan tubuh mereka.

Tapi jika dilakukan secara terus menerus, anak Anda akan mulai terbiasa melakukannya. Menjaga keseimbangan penting untuk anak kuasai, agar mereka tidak mudah terjatuh saat berjalan, berlari, melompat, memanjat, dan berbagai aktivitas lainnya.

​5. Meningkatkan Sistem Imun Anak

Selain menyenangkan bermain sepeda dapat meningkatkan sistem imun pada anak

Bagi anak mungkin bersepeda hanya sarana bermain yang menyenangkan, akan tetapi dari sisi kesehatan. Bermain sepeda sangat bermanfaat untuk meningkatkan sistem imun anak, pasalnya aktivitas ringan seperti bersepeda dapat meningkatkan produksi protein esensial dan produksi sel imunitas tubuh.

Jadi sambil bermain, si kecil juga tanpa ia sadari sedang memperkuat imun tubuh. Sehingga dapat meminimalisir terserang penyakit flu.

Bermain Game Online dengan Anak Ternyata Ada Manfaatnya

Meskipun beberapa orang tua percaya bahwa bermain game online tidak menghasilkan apa-apa selain hal-hal buruk, 62 persen dari mereka yang berpartisipasi dalam laporan Game Parenting Generation menganggap bahwa bermain game adalah pengalaman belajar yang baik. Ini mengajari anak-anak cara memecahkan masalah, bekerja dengan tim, dan bersikap hormat dengan orang lain di ranah digital.

Meski begitu, masih banyak masalah yang terkait dengan game seperti bahaya orang asing, kecanduan, dan sosialisasi langsung. Semua masalah ini, bagaimanapun, dapat dihindari dengan pengawasan orangtua. Dengan bimbingan orangtua, dunia game online tidak hanya menyenangkan, tetapi juga mendidik bagi anak-anak.

Selain menjadi pemandu yang baik, bermain game dengan anak-anak bisa menjadi pengalaman bonding yang mengasyikkan. Orangtua dan anak dapat memecahkan masalah, bersemangat atas tahapan baru atau kenaikan level, merayakan kemenangan, dan berduka atas kekalahan bersama. Dengan bermain bersama anak pun, orangtua jadi memiliki kredibilitas lebih saat waktunya membatasi waktu permainan mereka atau memberikan saran tentang interaksi online.

Baca juga: Aturan Aman Penggunaan Gadget pada Anak

Itulah peran yang bisa orangtua lakukan saat anak gemar bermain game online. Namun, jika orangtua merasa sudah tidak mampu mengendalikan kebiasaan anak yang gemar bermain game, orangtua bisa berdiskusi terlebih dahulu dengan psikolog di Halodoc untuk mendiskusikan langkah yang tepat untuk mengatasinya. Psikolog di Halodoc akan selalu siaga memberikan semua saran mengenai pola asuh yang baik untuk anak-anak.

Lebih merasa aman saat bermain sendiri

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Setiap orangtua pasti paham betul bahwa anak-anak biasanya akan selalu terlibat dalam pertengkaran kecil saat bermain dengan teman sebayanya. Sebetulnya hal tersebut bukan menjadi masalah selama orangtua bisa sigap dalam membantu anak agar bisa segera berbaikan dan tidak lagi bertengkar, sehingga bisa main kembali dengan riang.

Sayangnya ada beberapa anak yang pada dasarnya memang sudah merasa lebih aman dan nyaman apabila bermain sendiri, sebab anak memiliki ruang untuk merenung dan memahami perasaannya sendiri. Selain itu, pemrosesan emosi yang dimiliki anak juga cenderung berbeda-beda, sehingga membuat anak lebih memilih untuk bermain sendiri saja dibandingkan bergabung dengan teman sebayanya.

Meningkatkan Rasa Percaya Diri

“Bukan hal yang mudah untuk mengendarai sepeda tanpa pedal. Butuh keyakinan dan keberanian untuk menjalankan alat bermain yang satu ini,” jelas dr. Seruni.

Karenanya, bermain sepeda tanpa pedal juga bisa meningkatkan rasa percaya diri pada anak ketika dirinya sudah bisa menjalankan sepeda tanpa pedal tersebut.

“Tidak hanya meningkatkan kepercayaan dirinya, bermain sepeda pedal juga bisa mengendalikan rasa takut. Tapi, untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan seperti terjatuh, kamu tetap perlu mendampingi anak serta memakaikan peralatan keselamatan yang lengkap seperti helm, pelindung tangan dan kaki,” tambahnya.

Artikel lainnya: Waktu Terbaik untuk Mengenalkan Olahraga pada Anak

Itulah beberapa manfaat bermain sepeda tanpa pedal bagi anak. Agar semua manfaat tersebut bisa diserap oleh anak dengan baik, tetap dampingi anak meski mereka sudah mahir dan lancar dalam bermain sepeda tanpa pedal.

Nah, jika Mama dan Papa punya pertanyaan seputar tumbuh kembang anak, jangan ragu untuk konsultasi ke dokter spesialis anak melalui fitur Tanya Dokter atau Temu Dokter di Klikdokter, ya! Unduh aplikasinya sekarang supaya bisa #JagaSehatmu dan keluargamu!

Halodoc, Jakarta – Melihat anak yang lebih besar bermain sepeda, Si Kecil jadi tertarik dan ingin ikut bermain? Sepeda memang merupakan salah satu mainan yang bukan cuma menarik, tapi juga bisa memberi banyak manfaat untuk anak, lho. Tapi sebelum membelikannya sepeda, ketahui dulu kapan saat yang tepat untuk mengajarkan anak bermain sepeda.

Selain mengasyikan, mengayuh sepeda roda juga bermanfaat bagi tumbuh kembang anak, sama halnya seperti berlari-lari, berenang, atau bermain bola. Ada beragam kemampuan anak yang bisa ditingkatkan melalui bersepeda, mulai dari melatih keseimbangan, kemampuan berkonsentrasi, kemampuan motorik dan sensor motoriknya pun akan terstimulasi.

Namun, mengajarkan Si Kecil naik sepeda memang perlu dilakukan secara bertahap. Ibu bisa mulai memperkenalkan sepeda roda empat saat anak berusia satu tahun. Ketika Si Kecil sudah berusia 2-3 tahun, barulah ibu bisa coba mengajarkannya mengayuh sepeda dengan perlahan-lahan. Di usia 4-5 tahun, Si Kecil sudah mempunyai koordinasi anggota gerak, keseimbangan tubuh, dan kekuatan kaki yang cukup baik, sehingga ibu bisa mengurangi satu roda bantuan pada sepeda dan melatihnya secara rutin agar Si Kecil semakin mahir bersepeda.  Ini tips-tipsnya mengajarkan anak bersepeda:

1. Buat Anak Tertarik Bermain Sepeda

Bila Si Kecil belum tertarik bermain sepeda, ibu bisa pancing ketertarikannya dengan mengajak anak bersepeda bersama dengan menggunakan kursi khusus yang bisa dipasang di depan. Ibu juga bisa mengajak Si Kecil melihat kakak dan teman-teman lainnya yang sedang bersepeda di taman. Bila Si Kecil sudah tertarik bermain sepeda, maka ibu akan lebih mudah mengajarkannya, karena ia akan dengan sendirinya mau belajar bersepeda.

2. Pilih Jenis Sepeda yang Sesuai

Kini, ibu bisa menemukan beragam sepeda untuk anak yang dijual di pasaran. Bahkan produsen sepeda berlomba-lomba merancang sepeda yang “ramah” anak, sehingga aman untuk dikendarai. Jadi, pilihlah sepeda yang berkualitas, sehingga ibu dapat dengan mudah mengajarkan anak bersepeda tanpa perlu khawatir anak cedera. Berikut jenis sepeda sesuai dengan usia anak:

Biasanya jenis sepeda ini adalah yang pertama kalinya dikenalkan kepada anak. Ibu bisa memberi sepeda roda empat bila Si Kecil sudah berusia dua tahun. Ia bisa mulai belajar mengayuh sepeda dan merasakan enaknya bermain sepeda.

Seiring usia anak yang bertambah, kemampuan fisiknya pun akan semakin mantap. Oleh karena itu, ibu bisa mulai mengurangi roda bantuan pada sepeda, menjadi hanya tiga roda saja ketika Si Kecil berusia 3 tahun. Dengan demikian, Si Kecil juga bisa mulai belajar menyeimbangkan sepeda saat ia bersepeda lurus ke depan, ke kanan, dan ke kiri.

Tanda-tanda anak sudah siap mengayuh sepeda roda dua antara lain, sudah bisa membelokkan sepeda dengan baik, bisa mengerem tepat waktu, dan bisa mengarahkan sepeda dengan stabil ke arah depan. Sebaiknya anak baru dibiarkan mengendarai sepeda roda dua saat usianya 5-6 tahun. Tapi perlu ibu ketahui, tidak semua anak memiliki kemampuan fisik yang sama dan siap mengendarai sepeda roda dua. Jadi, sesuaikanlah dengan kondisi anak.

3. Awasi dari Belakang

Walaupun sepeda roda empat dan tiga aman untuk dikendarai dan tidak akan menyebabkan anak terjatuh, ibu tetap perlu mengawasi anak saat ia bermain sepeda. Apalagi saat mengajarkan anak mengendarai sepeda roda dua. Berikut langkah-langkahnya:

4. Beri Anak Pujian dan Motivasi

Sama seperti mengajari anak hal-hal lainnya, memberi kata-kata motivasi dan pujian juga diperlukan saat ibu melatih anak bermain sepeda. Ketika anak terjatuh misalnya, berilah kata-kata penyemangat agar ia tidak putus asa dan mau mencoba lagi. Dengan memberi kata-kata positif, anak tidak akan mudah menyerah dan bersemangat untuk terus mencoba sampai ia lancar bersepeda.

Mengajarkan anak bersepeda juga bisa menjadi kegiatan untuk mempererat hubungan orangtua dan anak, lho (Baca juga: Trik Manfaatkan Weekend untuk Me Time Bersama Si Kecil). Bila Si Kecil terluka saat sedang belajar bersepeda, enggak perlu panik. Ibu bisa beli produk kesehatan yang diperlukan lewat aplikasi Halodoc. Enggak perlu repot-repot, tinggal order saja lewat fitur Apotik Antar dan pesanan akan diantar dalam waktu satu jam.  Ayo, download Halodoc sekarang juga di App Store dan Google Play.

JAKARTA — Istilah Kamikaze adalah sebuah taktik penyerangan lewat pesawat udara yang mengangkut bom berdaya ledak tinggi. Dengan mengorbankan nyawa sesosok manusia yang rela mati bersamaan pesawat tersebut ditabrakan ke target sasaran.

Para pilot dipersiapkan matang secara one way ticket, artinya hanya ada satu-satunya jalan pulang menuju kematian sebagai pilot Kamikaze, dan tak ada lagi jalan pulang ke kampung halaman mereka di Jepang.

Serangan Kamikaze menjadi krusial bagi pihak Jepang yang saat itu sangat kewalahan menghadapi kedigdayaan pihak Amerika Serikat dengan perlengkapan yang modern dan canggih. Lebih penting lagi, serangan Kamikaze jauh lebih akurat ketimbang pengeboman yang memungkinkan serdadu Angkata Udara Jepang menargetkan titik-titik lemah kapal Amerika.

Taktik yang dilakukan oleh para serdadu negeri matahari terbit ini menjadi jalan satu-satunya bagi Jepang untuk menggembosi dan melumpuhkan kapal-kapal induk tentara Amerika Serikat di kawasan laut Pasifik. Belum lagi bagaimana ketatnya penjagaan pesawat-pesawat tempur yang melindungi kapal induk mereka disertai fasilitas canggih dengan senjata anti-udara terdapat di kapal induk.

Namun apa yang terjadi bila eksekusi para pilot Kamikaze itu gagal? entah terkendala faktor teknis ataupun rasa takut menghantui mendominasi hingga mengurungkan niat ber-Kamikaze?

Sejak turun temurun sebuah nilai kehormatan adalah hal yang sangat sakral bagi rakyat Jepang. Mereka yang telah sukses sebagai pilot Kamikaze namanya dikenang sebagai sosok yang nasionalis dan terpandang bagi kalangan rakyat Jepang. Bahwa mereka adalah prajurit yang penuh kehormatan disertai rasa ketidakegoisan. Efek psikis dari pilot-pilot Kamikaze sangat berpengaruh pada keberanian para serdadu Jepang di sektor penyerangan.

Menjadi pilot Kamikaze di mata masyarakat Jepang adalah pertunjukkan kesetiaan pada level tertinggi terhadap kaisar. Para pilot menerima jatah yang lebih baik selama pelatihan sebelum keberangkatan ‘menuju kematian’. Rasa nasionalis yang memicu keberanian mereka untuk menyerahkan hidup bersamaan bom yang meledak nanti, menjadikan rasa takut akan kegagalan justru menjadi momok yang tak diinginkan oleh para pilot.

​10. Belajar Mengenai Kepemilikan Barang

Memalui bersepeda anak di tuntut mengenal dan menyayangi barang yang dia punya dan sadar akan kepemilikan barang tersebut

Memberikan anak sepeda kesukaannya, bisa Anda lakukan dengan berbagai macam cara. Sangat disarankan ketika Anda ingin memberikan anak sepeda, lakukanlah dengan cara yang lebih bermakna daripada memberikannya secara cuma-cuma.

Hal tersebut akan lebih membekas dalam hati anak, karena ternyata untuk mendapatkan sesuatu mereka harus melakukan sebuah usaha. Misalnya, ketika anak rajin beribadah, rajin belajar atau rajin makan sayur.

Maka, manfaat bermain sepeda anak untuk tumbuh kembangnya akan lebih terasa. Nah, dengan memberikan anak penghargaan berupa sepeda maka rasa tanggung jawab mereka untuk merawat sepeda akan jauh lebih besar.

Anak-anak akan mengerti bahwa ketika menginginkan sesuatu, tidak bisa mereka dapatkan dengan cuma-cuma.

Selain itu, anak Anda pasti akan lebih rajin merawat sepedanya, seperti cara meletakkan sepedanya, mencucinya, membersihkannya, dan memperbaikinya ketika rusak.

Hal tersebut juga berlaku untuk anak usia dini. Anda bisa mengajarkan dengan cara bertahap, seperti memberikan sepeda roda empat terlebih dahulu, jangan lupa juga untuk melengkapi anak dengan perlengkapan sepeda yang benar seperti helmet, pelindung lutut dan siku.

Terdapat banyak cara yang dapat dipraktekkan dalam melatih pertumbuhan motorik anak, salah satunya ialah dengan bermain sepeda. Selain membuat si anak senang, manfaat dari bermain sepeda ternyata dapat menjadi perangsang untuk pertumbuhan motorik kasarnya.

Perlu diketahui keterampilan motorik yaitu keterampilan yang bisa terjadinya gerakan dan tugas yang kita laksanakan setiap hari. Mempelajari keterampilan ini merupakan bagian penting dari tumbuh kembang si anak.

Terdapat dua jenis keterampilan motorik diantaranya ialah keterampilan motorik halus dan keterampilan motorik kasar. Pengertian keterampilan motorik halus ialah keterampilan yang dibutuhkan kontrol dan presisi tingkat tinggi serta memakai otot-otot kecil tangan atau pergelangan tangan. Contohnya menggunakan garpu sendok atau krayon.

Sedangkan keterampilan motorik kasar lebih dengan memakai otot-otot besar anggota badan untuk keseimbangan, koordinasi, waktu reaksi dan juga kekuatan fisik sehingga bisa melakukan gerakan yang lebih berat contohnya berlari, berjalan dan melompat.

Anak-anak biasanya akan mengembangkan atau merangsang pertumbuhan keterampilan motorik di umur tertentu. Apabila mau melatih motorik kasar si anak orang tua dapat mengajaknya melaksanakan berbagai aktivitas di luar rumah seperti bermain sepeda.

Melatih keterampilan motorik kasar dibutuhkan oleh anak sejak bayi sebagai bagian dari pertumbuhannya. Kemampuan tersebut akan semakin berkembang seiring dengan bertambahnya usia. Usia 1 sampai 3 tahun adalah usia di mana keterampilan motorik kasar anak sedang dalam banyak perkembangan, sehingga membuat pertumbuhannya semakin baik.

Dengan bermain sepeda bisa melatih kemampuan motorik kasar si anak agar anak tumbuh lincah dan bisa beraktivitas dengan baik.

Dengan bermain sepeda si anak akan melakukan gerakan seperti mengayuh yang membuat otot paha, kaki, tangan dan tubuh si anak ikut bergerak.

Oleh karena itu mengajak anak untuk bermain sepeda sangatlah baik untuk perkembangan dan pertumbuhan motorik anak serta anak menjadi aktif dan sehat.

Tidak hanya melatih keseimbangan, sepeda tanpa pedal juga bisa melatih perkembangan motorik dan sensorik yang dimiliki oleh anak. Mulai dari cara memandang jalan, berkonsentrasi melihat ke depan, sampai menguatkan otot jari untuk memegang setang sepeda.

Tidak hanya itu saja, menurut dr. Seruni, bermain sepeda tanpa pedal juga berfungsi untuk menguatkan tulang kaki.

​Menyehatkan Jantung Anak

Bersepeda dapat menjaga dan mengoptimalkan sistem kerja jantung anak

Bermain sepeda juga bisa mengoptimalkan kinerja sistem jantung anak, tepatnya jantung dan juga pembuluh darah. Caranya adalah dengan memperkuat otot jantung serta bisa meningkatkan sirkulasi darah di dalam tubuh anak.

Sehingga di masa depan, diharapkan anak Anda akan tumbuh dengan sehat dan resiko terkena serangan jantung, tekanan darah tinggi dan serangan jantung bisa dikurangi.

Anda mungkin ingin melihat